Kisah Avan, Siswa Berprestasi dari Ponorogo yang Menembus ITB di Tengah Keterbatasan

Avan Ferdiansyah Hilmi, siswa asal SMA Negeri 1 Ponorogo, Jawa Timur, merupakan sosok siswa berprestasi dan berkarakter yang menghargai setiap ikhtiar prestasinya. Layaknya toko piala, ratusan piala tersusun rapi pada ruang tamu rumahnya dan jadi jejak perjalanan prestasi Avan mulai dari SD hingga SMA.

Berkat konsistensinya itu, Avan juga mampu membuktikan diri bisa menembus kampus impiannya meskipun di tengah keterbatasan ekonomi orang tuanya.

Siswa kelahiran Ponorogo, 6 April 2006, ini diterima di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (FITB ITB) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Ia memilih jurusan tersebut karena sesuai dengan minatnya pada bidang kebumian saat mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN).

Anak sulung dari dua bersaudara ini menceritakan awal perjalanan prestasinya. Avan mengaku tertarik mengikuti lomba sejak duduk dibangku SD. Proses kegagalan dan kekalahan pun ia pernah alami. Namun, tak menyurutkan semangatnya untuk terus berprestasi.

“Saya tertarik mengikuti lomba karena untuk melatih keberanian saya. Pertama kali mengikuti lomba ketika kelas 2 SD dan masih dalam ruang lingkup daerah Ponorogo. Awalnya kalah terus, tetapi pas kelas 5 SD saya mulai bisa meraih juara,” tutur Avan, Selasa (15/7/2025).

Kemudian, di SMP ia banyak mengikuti lomba bidang biologi pada tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Mimpi besarnya adalah bisa berprestasi di ajang bergengsi Olimpiade Sains Nasional (OSN). Avan mengungkapkan, dirinya harus melalui proses yang panjang untuk bisa mencapai OSN tingkat nasional.

“Sebenarnya saya sudah ikut OSN dari tingkat SD di bidang matematika. Namun, hanya sampai di tingkat kabupaten/kota. Lalu ketika SMP saya ikut OSN di bidang IPA. Lagi-lagi kurang beruntung karena hanya sampai tingkat provinsi. Dengan kegagalan berturut-turut tidak membuat saya pantang menyerah, akhirnya saat SMA saya berani mengeksplor bidang kebumian dan mencapai OSN tingkat nasional,” tutur Avan.

Bagi Avan, berkompetisi di OSN tingkat nasional khususnya di bidang kebumian merupakan pengalaman yang sungguh berharga. ”Sangat istimewa karena OSN itu benar-benar berbeda dari lomba yang pernah saya ikuti. Saya bisa bertemu teman-teman hebat dari seluruh Indonesia dan sangat berharga bagi saya,” ucapnya.

Ratusan prestasi yang diperoleh Avan tentu tidak menjadi hal yang sia-sia. Lewat berbagai prestasinya itu, Avan berhasil diterima di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (FITB ITB) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

“ITB adalah kampus impian saya sejak duduk di bangku kelas 10 SMA. Saya tak menyangka bisa lolos di kampus tersebut. Saat pengumuman saya benar-benar terkejut dan senang sekali,” jelas Avan. “Jumlah prestasi yang saya raih selama sekolah jumlahnya berkisar seratus. Dengan kebanyakan dari bidang IPA.”

Orang tua Avan yaitu Eko Yudianto dan Ummi Latifah, sehari-hari berdagang es keliling di lingkungan sekolah. Mereka tak menyangka putranya bisa mencetak ratusan prestasi hingga diterima di ITB. “Bangga sekali dengan Avan. Dikiranya jualan piala, sebenarnya saya menyimpan piala yang diperoleh Avan untuk kenang-kenangannya di masa yang akan datang. Saya berharap ia bisa menyelesaikan studi dengan baik dan mengangkat nama orang tua serta daerahnya,” kata Ummi.

Lebih lanjut, Avan juga mengapresiasi peran Pusat Prestasi Nasional (Pusat Prestasi Nasional), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI yang telah mendata prestasi di ajang talenta yang diikutinya seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI).

“Saya merasa senang dan terbantu dengan hadirnya Sistem Informasi Manajemen Talenta (SIMT). Prestasi yang didapat khususnya ajang talenta yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional bisa langsung terdata serta diakses dengan mudah. Jika prestasi belum tercatat di SIMT, kita bisa mengajukan kurasi agar prestasi nantinya diakui secara resmi,” jelas Avan.

Di balik capaian prestasinya, Avan ternyata juga mempraktikan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. “Saya mengawali hari dengan bangun pagi sebelum matahari terbit. Lalu, saya beribadah dan sebelum berangkat sekolah tidak lupa untuk sarapan makanan yang sehat dan bergizi. Setelah pulang sekolah saya juga gemar belajar dengan melihat kembali pelajaran yang diikuti. Dan saya mengakhiri hari dengan tidur tepat waktu,” kata dia.

Capaian yang diukir oleh Avan tentunya tak lepas dari peran orang-orang terdekatnya. “Terima kasih kepada orang tua saya yang turut mendukung dengan mengorbankan waktu dan biaya. Terima kasih kepada Bapak/Ibu guru saya mulai dari SD hingga SMA khususnya SMA Negeri 1 Ponorogo yang selalu membimbing saya. Saya juga berterima kasih kepada Pusat Prestasi Nasional, Kemendikdasmen yang telah menyelenggarakan ajang talenta sehingga bisa mengembangkan minat dan bakat saya serta prestasi-prestasi saya yang terdata di SIMT.”

Avan juga berharap, bisa terus membanggakan kedua orang tuanya. “Saya ingin selalu sehat dan menyelesaikan studi saya tepat waktu. Saya juga berharap orang tua saya selalu sehat dan bisa menyaksikan saya menjadi orang yang sukses dan berguna bagi negara Indonesia,” kata dia.

Di pengujung kisahnya, Avan menitipkan pesan kepada Sobat Prestasi lainnya di seluruh Indonesia. “Jangan pernah takut untuk mencoba hal baru karena kamu pasti akan bisa menemukan potensi terbaikmu!” pungkasnya.

*) BKHM Setjen Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *